Cara Memilih Steak yang Mantap (Informasi, tapi santai)
Jujur aja, sebelum gue belajar masak steak sendiri, gue selalu mikir kualitas steak itu cuma soal seberapa tebal dagingnya. Setelah beberapa kali nyobain resto barat dan ngulik resep, ternyata banyak faktor lain yang nentuin: potongan, marbling, dan cara pemanggangan. Potongan seperti ribeye dan striploin punya lemak yang beda — ribeye lebih juicy karena marbling, sementara striploin lebih “beefy” teksturnya.
Saat milih daging di pasar atau supermarket, perhatikan warna dan tekstur. Daging harus merah segar dengan sedikit urat lemak putih. Kalau mau nuansa restoran, pilih potongan minimal 2-3 cm tebal. Gue sempet mikir tebal itu nggak penting, tapi begitu nyobain, beda banget rasa dan kontrol kematangan.
Resep Steak Ala Restoran (Langsung Praktis)
Oke, ini bagian yang paling gue suka: nge-recreate sensasi restoran di rumah. Bahan-bahannya simpel dan tekniknya jelas, tapi kuncinya di timing dan butter basting. Berikut resep ala resto yang sering gue pake.
Bahan: 2 potong steak (ribeye atau striploin), garam kasar, lada hitam, minyak zaitun, 2 sdm mentega, 2 siung bawang putih geprek, 2 tangkai thyme atau rosemary, lemon untuk penyegar.
Cara: Keluarkan daging dari kulkas 30-45 menit sebelum dimasak biar suhu lebih merata. Taburi garam kasar dan lada dari kedua sisi. Panaskan wajan berat (cast iron lebih oke) sampai panas, beri sedikit minyak. Sear daging 2-3 menit per sisi untuk medium-rare tergantung ketebalan, lalu kecilkan api, tambahkan mentega, bawang putih, dan thyme. Gunakan sendok untuk basahi daging dengan mentega cair beberapa kali (butter basting).
Selesai sear, istirahatkan daging 5-7 menit sebelum diiris supaya jus nggak langsung keluar. Untuk saus simple ala restoran, deglaze wajan dengan sedikit kaldu sapi atau red wine, tambahkan sisa mentega dan sedikit mustard kalau suka. Potong melawan serat dan sajikan dengan kentang panggang atau sayur panggang simpel.
Kenapa Steak Ini Bikin Gue Balik Lagi (Opini pribadi)
Jujur aja, pertama kali gue nyobain teknik butter basting, rasanya kayak “wow” gitu. Lapisan mentega dan herba memberi aroma yang beda—bukan sekadar bikin lembab, tapi nambah kompleksitas rasa. Di beberapa restoran barat yang gue kunjungi, termasuk spot-spot kecil yang ambience-nya homey, hal itu yang bikin steak mereka terasa istimewa.
Salah satu kenangan kecil: gue pernah makan di restoran kecil yang direkomendasi sama teman, dan si pelayan bilang, “we finish every steak with butter and thyme.” Gue sempet mikir itu cuma gaya, tapi rasanya nyata benar. Sampai sekarang, setiap kali gue masak steak di rumah, gue teringat momen itu. Kalau mau liat gaya plating dan inspirasi menu yang mirip, gue juga sering cek referensi seperti carmelsgrill buat idenya.
Tips (Agak Kocak tapi Berguna)
Tip pertama: jangan jadi tukang tusuk steak. Maksudnya, jangan terus-terusan menusuk daging buat ngecek matang karena bakal bikin jus keluar. Gunakan termometer daging atau metode sentuhan (belajar bedain feel daging itu kaya permukaan bola tenis vs dagu). Tip kedua: istirahatkan daging itu bukan buat gaya-gayaan — itu penting biar jus kembali dan daging lebih juicy.
Satu lagi: jangan takut eksperimen dengan bumbu. Di resto barat, terkadang mereka cuma pakai garam, lada, dan butter — tapi finishing dengan saus jamur atau peppercorn bisa mengubah pengalaman makanmu. Kalau mau yang lebih ringan, peras sedikit lemon di atas steak saat disajikan untuk nge-cut rasa berlemak.
Kesimpulannya, menikmati steak ala restoran itu soal kombinasi bahan berkualitas, teknik sederhana tapi telaten, dan sedikit sentuhan personal. Gue masih terus belajar, masih sering gagal (misalnya overcooked karena kepo lihat warnanya), tapi setiap percobaan membawa pelajaran baru. Buat yang pengen coba di rumah, coba resep di atas dulu: sederhana, praktis, dan cukup mendekati rasa restoran kalau lo tahu timingnya.
Dan terakhir, makan steak itu bukan soal pamer teknik, tapi soal momen—makan bareng orang terdekat, ngobrol santai, atau bahkan nikmatin sendiri sambil nonton film. Selamat masak dan selamat mencoba! Kalau ada yang pengen ditanyain soal timing atau saus, tanya aja, gue suka cerita soal ini.